HeadlinePemerintahPendidikanTNI & Polri

Berpamitan, Ini Cerita Peserta Latsitardanus XLIII Selama di Padang

1020
×

Berpamitan, Ini Cerita Peserta Latsitardanus XLIII Selama di Padang

Sebarkan artikel ini

Padang—Bak kata pepatah, perpisahan bukan berarti bercerai. Sebab, pertemuan dan kenangan tetap kekal dalam ingatan. Kekuatan ingatan akan tetap, meskipun raga tidak lagi bersinggungan.

Sebelum berakhirnya kegiatan Latsitardanus XLIII Tahun 2023 yang digelar 19 Mei-8 Juni 2023, Pemerintah Kota (Pemko) Padang melakukan kegiatan perpisahan dengan seluruh peserta Latsitardanus XLIII Tahun 2023 Kota Padang. Perpisahan digelar di Balai Pertemuan Adat Balai Basuo, Kecamatan Lubuk Begalung, Rabu (7/6/2023) malam.

Momen haru semakin memuncak, saat peserta kegiatan yang terdiri dari Taruna Akmil, Taruna AAL, Taruna AAU, Taruna Akpol serta Praja IPDN, Taruna Politeknik Siber dan Sandi Negara (PSSN), termasuk mahasiswa, menyampaikan kesan dan pesannya. Mereka bercerita suka duka selama mengikuti Latsitadanus XLIII di Padang.

Arildha Rahma Safitri, peserta Latsitardanus XLIII berdarah Surabaya, menyatakan bahwa kegiatan tersebut adalah momen yang sangat luar biasa baginya. Banyak pengalaman berarti yang didapat.

“Pengalaman ini sangat luar biasa. Saya bertemu dengan orang-orang hebat, dari Akmil, AU, AL, Akpol, IPDN, dan mahasiswa,” ucap Aril.

Tak hanya terhadap peserta, taruni yang akrab disapa Aril tersebut juga menuturkan hal baik atas perhatian dari masyarakat dan induk semang (orangtua asuh).

“Masyarakat di Kota Padang ini ramah, khususnya untuk induk semang saya. Makanan yang diberikan sangat enak, apalagi rendangnya, hal tersebut hampir membuat kami terlena. Untuk induk semang, jangan lupakan kami dan kami juga tidak melupakan mereka,” tambahnya.

Aril mengatakan, ada begitu banyak momen yang berharga saat berada di kediaman induk semang. Seperti bercerita dan hal baik lainnya.

Mengenai kenikmatan kuliner (makanan) yang disajikan. Dengan makanan yang enak selalu disajikan, Aril selalu menekankan harus menimang guna menjaga berat badan.

“Jika nanti saya ditempatkan di sini, pastinya akan senang kembali ke keluarga yang dulunya sangat menerima keberadaan di sini,” tegasnya.

Sejalan dengan Aril, Salmatutar Muhammad Rafli Fahtoni, juga menyampaikan pesan dan kesan yang positif terhadap perhatian pemerintah serta masyarakat.

“Perhatian dari pemerintah dan masyarakat begitu membekas, dimulai dari kedatangan hingga kami akan berpisah. Saya jadi belajar apa itu bekerjasama dan bahu membahu antar sesama,” ucap Salmatutar Muhammad Rafli Fatoni.

Dengan kebersamaan yang diciptakan, Salmatatur merasa memiliki keluarga baru. Apabila nanti dirinya ditempatkan di Kota Padang, ia akan serasa pulang kampung.

“Saya dapat mengatakan hal seperti itu dikarenakan sangat menerima kami. Keelokan, keramahtamahannya, itu adalah paket komplit,” tambahnya.

Mengingat perpisahan di depan mata, Salmatatur menyampaikan rasa bangga serta bahagianya begitu mengenal induk semang.

“Pak Feldi, saya banyak belajar dengan beliau. Ketika saya kembali nanti, saya akan mengunjungi keluarga ini,” tuturnya.

Di acara puncak perpisahan itu, para induk semang ikut membersamai. Keakraban, kedekatan, keharmonisan begitu menyentuh di saat mereka bernyanyi dan menguatkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *