HeadlinePemerintahPendidikan

Wakil Gubernur NTB Apresiasi Acarah Tingkat Pelajar Yang Bertajuk ” Bahaya Merokok “

554
×

Wakil Gubernur NTB Apresiasi Acarah Tingkat Pelajar Yang Bertajuk ” Bahaya Merokok “

Sebarkan artikel ini

Wakil Gubernur NTB, Dr. Hj. Sitti Rohmi Djalilah memberikan apresiasi acara Sosialisasi Game Edukasi Bahaya Merokok Tingkat Pelajar SMA/SMK Sederajat di NTB bertajuk “Choose Health, Not Tobacco Educate, Empower, and Inspire”, bertempat di Hotel Prime Park Mataram, (23/5).

Dalam kesempatan itu, Wagub menyampaikan bahwa bahaya merokok menjadi permasalahan yang konfrehensif. Rokok merupakan penyumbang pengeluaran kedua setelah beras. Sehingga menjadi PR besar dimana rokok ini juga menjadi salah satu penyebab kematian terbesar di Indonesia.

“Tapi tidak mudah seperti membalik telapak tangan soalnya ini bicara kebiasaan dan ketagihan butuh edukasi selain dari sekolah,” ungkap Umi Rohmi sapaan akrab Wagub.

Selain itu, ditambahkan Umi Rohmi bahwa pemrov NTB sudah berikhtiar melalui program kota layak anak, ramah anak dan tentunya tidak boleh merokok. Termasuk program posyandu keluarga tidak hanya melayani anak bayi dan ibu hamil melainkan melayani remaja hingga lansia.

“Posyandu keluarga sebagai tempat edukasi berbasis dusun bisa melakukan edukasi tentang reproduksi, pernikahan dini dan lain sebagainya,” tuturnya.

Tak lupa juga, Umi Rohmi memberikan apresiasi kepada BPOM dengan inovasinya agar tertarik dengan kegiatan sosialisasi melalui lomba game edukasi bahayanya merokok sehingga hasil dari kegiatan ini bisa disebarluaskan untuk menciptakan generasi yang sehat.

Sementara itu Direktur KMEI ONAPPZA RI, Nova Emelda mengatakan kegiatan ini mengundang 10 sekolah SMA/SMK di Mataram. Inilah cara BPOM menyentuh anak-anak sekolah melalui edukasi sosialisasi game edukasi akan bahayanya merokok.

“Videonya bisa didownload di google play android, isinya seperti konten-konten akan bahayanya merokok,” ungkapnya.

Diharapkan tidak ada lagi perokok pemula karena di negara-negara lain sudah mulai menurun sedangkan di Indonesia sendiri cenderung meningkat sehingga menyasar ke sekolah-sekolah.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *