Lampung Utara, Terkait pemberitaan beberapa media lokak maupun nasional tentang pelaksanaan TERA di Lampung Utara
Menurut,(kausar) Ketua Dpc Li-bapan Lampung Utara kepada awak media di kantor
Li-bapan, jumat,(19/5/2023).
Saat ini kabupaten Lampung Utara telah memiliki Gedung yang di bangun melalui Dana Alokasi Khusus(DAK) dengan menelan anggaran kurang lebih Rp.1Miliar.
Data yang tertera di SIRUP kabupaten lampung utara tahun 2018,untuk pembelian alat ukur tera menelan anggaran sebesar Rp.904 juta yang mana dana tersebut bersumber dari DAK APBD kabupaten lampung utara tahun 2018.
Sehingga Peralatan nya sudah sangat memadai,seperti kendaraan dinas berupa mobil sarana penunjang operasional di lapangan sudah ada,tapi sangat di Sayangkan karna kurang di maksimalkan dinas perdagangan untuk meningkatkan sumber pendapatan daerah lampung utara.
Lebih lanjut kausar dalam hal ini,sudah menerjunkan team investigasi untuk mencari informasi dan beberapa data dan keterangan di lapangan terkait sudah sejauh mana kinerja petugas TERA lampung utara, dari investigasi team kita di lapangan bahwa minim nya sosialisasi dari dinas atau petugas tera kepada pengusaha-pengusaha di kabupaten lampung utara,
Sehingga masih banyak nya pengusaha yg kurang paham terhadap aturan tersebut ungkapan tersebut dari salah satu pengusaha beras di sidomukti.
“Bagaimana kami mau bayar kalaw kami tidak mengetahui dan tidak ada petugas yang datang kepada kami untuk menjelaskan aturan – aturan tersebut,” jelas nya kepada Li-bapan
Dalam hal ini menjadi pertanyaan besar di benak kausar, karna bagaimana peran pemerintah daerah dalam melingdungi hak konsumen apabila pemerintah tidak menjalankan fungsi nya dengan baik seperti yang di atur dalam undang-undang perlindungan konsumen.
Setelah team investigasi mendapatkan data yang di lansir dinas perdagangan tentang perusahaan-perusahaan yang sudah mengantongi sertifikasi Tera dari dinas terkait, ternyata masih banyak sekali perusahaan dan pelaku usaha yang belum memiliki sertifikasi Tera.
Permasalahan tersebut kita tindak lanjutin dengan berkordinasi dengan salah satu petugas Tera yang bernama kristien” benar masih banyak perusahaan yang lalai melakukan Tera dan dirinya memberikan contoh pertashop hanya beberapa yang sudah melakukan sertifikasi Tera di lampung utara ini,
Dikarenakan kurang kesadaran diri tentang penting nya Tera masih kurang,dan masih banyak juga perusahaan yang bandel, selain dari pada itu biaya operasional kita yang minim sehingga menyulitkan dan menjadi kendala kami dalam menjangkau pelaku usaha yang berlokasi jauh dari perkotaan.”ujarnya
Kausar berharap agar dinas perdagangan kabupaten lampung utara yang di pimpin(HENDRI,SH,MM) bisa serius dalam penanganan Tera dan melakukan sosialisasi ke lapangan dengan petugas-petugas Tera dan bisa mencarikan solusi dalam permasalahan dana Operasional petuga tera untuk turun lapangan mengecek
perusahaan-perusahaan sehingga dapat menindak perusahan atau pengusaha yang bandel tidak ingin melakukan sertifikasi tera,”pungkas kausar