SURABAYA – Kawasan perumahan di sekitar Taman Lumamba Ngagel Tirto, Wonokromo, Surabaya memang dikenal sebagai Kampung Monyet. Oleh karenanya, terdapat banyak pelaku usaha Topeng Monyet yang berkumpul di Taman Lumamba.
Pasca kejadian dua anak diserang monyet di kawasan tersebut, Senin (19/6/2023) malam. Pemkot Surabaya melakukan sidak tempat perkumpulan topeng monyet di kawasan Jagir Surabaya. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Kota Surabaya pun melakukan sidak dan investigasi tempat kejadian dan mencari monyet yang menyerang bocah tersebut.
Pantuan awak media dilokasi, petugas DKPP memeriksa beberapa warga Ngagel Tirto yang memelihara monyet atau pelaku usaha topeng monyet. Namun, tak ada yang mengaku sebagai pemilik monyet tersebut. Dugaan mengarah pada seorang pelaku usaha Topeng Monyet bernama Takim, tetapi ia menampik bila monyet yang lepas itu adalah miliknya. Tetapi Takim meyakini, monyet tersebut memang dipelihara seseorang yang bukan warga sekitar.
“Semua monyet saya dikrangkeng, nggak pernah ada yang dilepas begitu. Itu (monyet yang lepas) pasti ada yang pelihara, kita juga nggak ngerti itu punya siapa,” kata Takim kepada awak media, saat ditemui di rumahnya bersama petugas DKPP, Selasa (20/6/2023).
Warga Jagir Lumumba Dalam gang Buntu Surabaya itu menjelaskan, monyet-monyet miliknya sudah terlatih dan sehat. Sebab, selalu diberi vaksin dan diperiksakan ke dokter setiap bulannya.
“Kalau monyet saya nggak sakit, nggak pernah saya lepas, selalu saya periksakan,” ujar dia.
Meski begitu, Takim menyayangkan, pemberitaan perihal monyet liar yang menyerang pengendara bakal berimbas kepadanya. Ia khawatir, akan berdampak ke mata pencahariannya.
“Ya takutnya nanti kita kena imbasnya, monyet-monyet kita disita, kita yang disanksi. Padahal, kita tidak melakukan apa-apa,” ungkapnya.
Sementara, Kabid Peternakan DKPP Surabaya Aristono menyampaikan pihaknya telah mencari monyet yang menyerang dua bocah tersebut. Ternyata, diketahui monyet sudah ditangkap tadi malam.
“Kita sudah tanya-tanya ke para penjaga warung kopi, tukang becak yang ada disekitar. Memang di kawasan Lumumba ada tempat perkumpulan topeng monyet. Di lokasi ada saksi bilang bahwa monyet sudah tertangkap tadi malam, mungkin diamankan pemiliknya,” kata Aristono, kepada awak media
Meski begitu, Aristono mengungkapkan apabila memang ada laporan dan ditemukan monyet ganas. Pihaknya siap menangkap dengan kelengkapan alat mereka.
“Jadi kalau misal ada laporan, kami siap menangkap karena ada alatnya. Ada obat bius tembak,” tuturnya.
Lebih lanjut Arstino menghimbau terhadap perkumpulan pelaku usaha topeng monyet, hewan peliharaannya wajib diperiksa ke dokter hewan guna mengantisipasi penyakit rabies.
“Khusus hewan ternak dan hewan liar yang dipelihara wajib diperiksa ke dokter hewan supaya tidak ada kasus penyakit istilahnya deteksi dini rabies. Misalnya hewan tadi biasa jinak jadi galak itu ciri-ciri kena rabies. Suka di kamar mandi tempat gelap dan sebagainya. Ada tingkah laku aneh segera diperiksa,” imbuhnya.
Ia menambahkan, pihaknya masih mencari hingga ketemu siapa pemilik monyet yang menyerang kedua bocah itu. Ia meminta kepada masyarakat jika mengetahui kejadian itu atau mengalami hal serupa segera lapor ke command center 112.
“Kita masih cari sampai ketemu pemiliknya dan mengakui dia yanh memiliko. Segera lapor ke DKPP lah kita untuk koordinasi untuk observasi kalau ketemu. Gaboleh dipelihara di rumah harus dibawah pengawasan kita. 14 hari harus diobservasi. Akan diliat tingkah lakunya. Gaperlu pengobatan,” pungkasnya.[redho]